Sabtu, 17 November 2012

obat kanker darah

Pengobatan Kanker Darah

Ditulis oleh 

pengobatan-kanker-darah Kanker darah (Leukemia) merupakan neoplasma ganas sel darah putih (Leukosit) yang ditandai dengan bertambah banyaknya sel darah putih abnormal dalam aliran darah.
Sel-sel tersebut tersebut berinfiltrasi secara progresif ke dalam jaringan tubuh, terutama pada sumsum tulang. Akibatnya, sumsum tulang rusak dan kehilangan fungsinya untuk membuat sel darah merah dan sel darah putih normal serta trombosit.
Sebagai akibat kekurangan sel darah merah, maka akan terjadi anemia. Jika kekurangan sel darah putih yang normal, maka dapat mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, kurangnya produksi trombosit dapat mengakibatkan perdarahan yang parah.

Klasifikasi dan Gejala-Gejala Leukemia

Pada dasarnya, ada 4 tipe leukemia yaitu leukemia limfositik akut, leukemia limfositik kronis, leukemia mielositik akut, dan leukemia mielositik kronis. Leukemia pada tahap kronis dapat berlanjut pada tahap akut.
Leukemia Limfositik Akut
Lebih sering terjadi pada anak-anak. Penyebabnya belum diketahui secara pasti tetapi ada beberapa faktor yang kemungkinan menjadi faktor pendorongnya yakni faktor genetik dan faktor imunologik serta ketidaktahanan pada radiasi dan beberapa zat kimia. Gejala yang timbul pada leukemia limfositik akut adalah perdarahan seperti mimisan, perdarahan gusi, dan mudah mengalami memar. Adanya bintik merah dan cokelat tua, anemia, dan berat badan menurun, badan terasa lemah disertai denyut jantung yang cepat, sakit pada tulang atau lambung dan wajah terlihat pucat.
Leukemia Limfositik Kronis
Biasanya terjadi pada orang dewasa dengan usia antara 45-60 tahun. Ditandai dengan tidak terkontrolnya penyebaran limfosit yang kecil dan abnormal dalam jaringan limfoid, darah, dan sumsum tulang. Tipe leukemia ini merupakan tipe yang paling ringan dan perkembangannya lamban serta bersifat jinak. Faktor genetis memegang peranan penting dalam tipe ini. 
Gejala yang timbul pada leukemia limfositik kronis adalah Anemia, selalu merasa lelah, demam, pembesaran kelenjar getah bening, sangat rentan terhadap infeksi, penurunan berat badan, tulang terasa sakit,  pembengkakan pada hati dan limpa, sesak nafas, jantung berdebar, dan perdarahan.
Leukemia Mielositik Akut
Leukemia tipe ini, disebabkan sel mielosit normal berkembang menjadi granulosit (sel darah putih yang mengandung granula) dan berubah menjadi ganas dan akan segera berinfiltrasi ke dalam jaringan tubuh, terutama sumsum tulang yang berperan penting dalam pembentukan sel darah normal. Akibatnya, sumsum tulang menjadi rusak dan kehilangan fungsinya dalam pembentukan sel darah normal.
Leukemia Mielositik Kronis
Leukemia tipe ini disebut juga leukemia granulositik kronis. Pada kondisi ini, granulosit (sel darah putih yang mengandung granula) mengalami pembelahan secara abnormal pada sumsum tulang dan di dalam jaringan tubuh. Pada fase kronis, terjadi peningkatan jumlah granulosit, anemia, berat badan menurun, demam, dan pembesaran limpa.
Pada tahap akut, biasanya pasien tidak akan bertahan lama dan dapat meninggal dalam hitungan minggu bahkan hari. Sedangkan pada tahap kronis, pasien memiliki harapan hidup yang lebih lama (bisa mencapai 1 tahun atau lebih).

Pengobatan Kanker Darah (Leukemia)

Pengobatan kanker darah (Leukemia) secara medis dilakukan dengan kemoterapi. Masalahnya, obat sitostatika yang digunakan tidak hanya memberantas sel kanker. Sel-sel darah normal yang diproduksi dalam sumsum tulang turut terberantas sehingga pasien mengalami kondisi yang sangat rawan terhadap infeksi, perdarahan, maupun masalah kesehatan yang umum.
Karena ingin menghindari efek samping dari kemoterapi, banyak orang telah beralih pada pengobatan kanker alternatif yang alami. Tanaman herbal telah banyak dimanfaatkan sebagai pengobatan kanker alternatif yang terbukti mujarab. Salah satu herbal yang paling banyak diminati saat ini untuk membantu pengobatan kanker darah adalah Sarang Semut. Tanaman ini telah tersiar kemasyurannya dalam menyembuhkan berbagai jenis kanker, termasuk kanker darah atau Leukemia. Apa yang menjadikannnya populer sebagai obat kanker?
Dr M. Ahkam Subroto, Ahli Peneliti Utama dari Pusat Bioteknologi LIPI, mengungkapkan bahwa dengan limpahnya kandungan berbagai senyawa aktif penting seperti flavonoid, tanin, polifenol dan berbagai mineral yang berguna sebagai anti-oksidan dan anti-kanker, maka Sarang Semut sangat tepat digunakan sebagai obat kanker dan tumor. Kemampuan Sarang Semut secara empiris sebagai obat kanker dan tumor diduga kuat berkaitan dengan kandungan flavonoidnya.
Ada beberapa mekanisme kerja dari flavonoid dalam melawan tumor dan kanker yang sudah diketahui diantaranya:
  • Inaktivasi karsinogen
    → Menonaktifkan zat aktif yang menjadi penyebab kanker.
  • Antiproliferasi
    → Menghambat proses perbanyakan sel abnormal pada kanker.
  • Penghambatan siklus sel
    → Pada kanker, terjadi kegagalan pengendalian dalam  siklus pembelahan sel. Dimana sel mengalami pembelahan secara cepat dan terus menerus. Flavonoid bekerja dengan menghambat siklus pembelahan sel yang abnormal (kanker) tersebut.
  • Induksi apoptosis dan diferensiasi
    → Merangsang proses bunuh diri sel kanker.
  • Inhibisi angiogenesis
    → Menghambat pembentukan pembuluh darah baru pada sel kanker yang berperan dalam menyediakan makanan/nutrisi bagi perkembangan sel kanker. Jika sel kanker tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, sel kanker akan mati.
  • Pembalikan resistensi multi-obat
    → Flavonoid membantu tubuh terhindar dari resistensi/kebal terhadap obat-obat yang dikonsumsi.
Selain itu, Sarang Semut juga mengandung tokoferol yang efeknya mirip vitamin E yakni sebagai antioksidan efektif. Tokoferol berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker serta menangkal serangan radikal bebas dengan cara antidegeneratif. Maka, kandungan senyawa ini juga merupakan salah satu senyawa yang memegang peranan penting sebagai antikanker.
Penelitian menunjukkan bahwa alfa-tokoferol pada konsentrasi 12 ppm telah mampu meredam radikal bebas hingga 96%. Sedangkan Sarang Semut kaya akan antioksidan tokoferol. Menurut Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, Guru Besar Farmasi ITB, kandungan tokoferol itu cukup tinggi yakni sampai sekitar 313 ppm. Itu berarti, persentase Sarang Semut dalam menangkal radikal bebas dalam tubuh akan melebihi batasan normal. Hal yang sangat baik dalam membantu tubuh melawan tumor dan kanker.
Pernyataan-pernyataan di atas selaras dengan respon positif dari para pengguna Sarang Semut. Hal ini terlihat dari pernyataan Hendro Saputro yang telah memperkenalkan Sarang Semut sebagai tanaman obat sejak tahun 2001.
Ia mengungkapkan bahwa mereka yang mengonsumsi herbal ini banyak yang mendapatkan kesembuhan yang benar-benar tuntas, seperti pada kanker otak, kanker rahim, dan kanker prostat. Dalam Majalah Natural, Ia berkomentar seperti berikut, "Rata-rata yang meminum rebusan Sarang Semut dan mendapatkan hasil setelah seminggu bahkan ada yang 3 hari sudah terlihat hasilnya".
Contoh nyata dari komentar tersebut telah dirasakan para pelanggan Mecodia kapsul (Produk ekstrak Sarang Semut) yang terkena kanker, rata-rata melaporkan sudah mulai merasakan khasiat hanya setelah menggunakan selama 1-2 bulan saja!
Bahkan banyak pelanggan yang sudah menjalani pengobatan medis dengan obat-obat kimia, juga memadukannya dengan Mecodia, dan merasakan proses kesembuhan yang lebih cepat dari pada sebelumnya. Hal ini cocok dengan komentar Dr Dewata yang dimuat di Majalah Trubus, "Pasien yang memadukan antioksidan dan obat kimia dokter lebih cepat sembuh daripada hanya menggunakan obat kimia."
Hasil yang sama juga dirasakan penderita kanker yang sudah menggunakan herbal anti kanker lainnya seperti Noni Juice dan Keladitikus, kemudian mengombinasikannya dengan Sarang Semut. Rata-rata menyatakan bahwa proses kesembuhan yang dirasakan berangsur-angsur lebih cepat terasa!
Berbagai penelitian dan hasil positif dari penggunaan Sarang Semut sebagai obat kanker alami, tentu saja membuat herbal Sarang Semut ini dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan terbaik sebagai alternatif pengobatan kanker darah, bukan hanya karena faktor ekonomis, tapi dalam beberapa kasus kesembuhan juga dapat diperoleh tanpa harus melalui proses pengobatan yang seringkali dirasa melelahkan dan menyakitkan, pembedahan, kemoterapi, dan tanpa harus mengalami berbagai efek samping negatif lainnya akibat pengobatan medis.
Sejak diperkenalkan sebagai tanaman obat, pengguna Sarang Semut kini semakin bertambah, tidak terbatas di Papua dan Indonesia, tetapi juga digunakan di beberapa negara lain, seperti Singapura, Malaysia, Jerman, dan Belanda. Umumnya, pengguna Sarang Semut melaporkan bahwa mereka sudah dapat merasakan hasilnya setelah 1-2 bulan penggunaan saja. Ya, Sarang Semut terbukti ampuh dalam mengatasi kanker dan tumor, termasuk dalam pengobatan kanker darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar