Sabtu, 12 Januari 2013

Cara Mengurangi Kebiasaan Ngomel

Kebiasaan ngomel seringkali dipicu hal-hal kecil, seperti kebiasaan suami yang menaruh pakaian kotor sembarangan atau menunda tugasnya membuang sampah. Omelan semacam ini kemudian memicu konflik rumah tangga, dan bisa berbuntut pada perceraian. The Wall Street Journal mengungkapkan hasil survei yang menunjukkan kebiasaan ngomel di rumah tangga lebih membahayakan pernikahan dibandingkan perselingkuhan.

Pada saat suami atau istri ngomel, pertengkaran dapat mengikutinya kemudian jika pasangan fokus pada hal-hal yang memicu omelan dan sama sekali tidak berusaha untuk mencari solusi dari akar masalah tersebut. Konflik semacam ini, jika terpelihara dalam hubungan berpasangan dapat memicu terjadinya perceraian.

Omelan juga biasanya ditutup dengan sikap menuduh. Pada awalnya, Anda mungkin hanya mengeluhkan kebiasaan suami tidak menaruh barang pada tempatnya. Namun, omelan kemudian berbuntut pada pernyataan yang membuat orang lain merasa dihakimi. Misalnya, Anda kemudian menyebutnya sebagai orang yang berantakan, tidak bisa diandalkan dan label negatif lainnya. Inilah yang membuat omelan berdampak buruk pada hubungan berpasangan.

Ungkapan emosi lewat omelan seperti ini perlu diatasi oleh diri Anda sendiri. Harus muncul kesadaran dari dalam diri untuk memperbaiki kebiasaan buruk tersebut. Jika maksud omelan Anda adalah mengingatkan suami untuk tidak mengulang kebiasaan yang menganggu Anda, alihkan omelan dengan cara lain.

Kesadaran tersebut bisa muncul karena berbagai hal. Boleh jadi, Anda mulai sadar untuk tidak ngomel karena kehadiran si kecil. Tentunya Anda dan suami tak ingin terlihat bertengkar karena hal-hal kecil di depan anak bukan? Apa pun alasan di baliknya, Anda dan suami harus menemukan cara untuk mulai menghentikan kebiasaan ngomel. Anda bisa mencoba dua cara ini.

Pesan singkat

Anda bisa mengirim pesan singkat melalui ponsel untuk mencegah terjadinya konflik. Karena, omelan yang disampaikan langsung biasanya menggunakan intonasi suara yang tinggi dan memancing emosi. Belum lagi jika Anda dan suami sama-sama memasang muka masam. Alih-alih menyampaikan pesan utamanya, bahwa Anda tidak menyukai kebiasaan suami, Anda dan dia justru malah bertengkar tak berujung karena sama-sama terpancing emosi.

Sementara, omelan yang Anda sampaikan melalui SMS atau BlackBerry Messenger misalnya, mengurangi kadar emosi karena Anda dan pasangan berkomunikasi melalui tulisan tanpa nada suara yang menunjukkan kekesalan atau tuduhan.

Mantra

Ucapkan mantra kepada diri sendiri, untuk tidak ngomel kepada suami meski ia tidak melakukan apa pun yang Anda harapkan. Mantra ini sifatnya personal, dan lebih berfungsi sebagai sugesti diri. Kontrol diri Anda dengan mengucapkan kata-kata yang sifatnya menenangkan. Misalnya ucapkan, "Sudah, santai saja, biarkan saja". Anda bisa menciptakan sendiri kata-kata mantra yang dapat menghentikan niat Anda untuk ngomel.

Bagaimana dengan Anda, punya cara lain yang lebih ampuh untuk menghentikan kebiasaan ngomel ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar