Tak sedikit penderita obesitas yang sudah menerapkan rumus kalori
masuk sama dengan kalori keluar, olahraga teratur, diet seimbang yang
biasanya dilakukan orang untuk menjaga berat badan ideal. Tapi hasilnya tidak ada.
Makan sudah dikurangi dan melakukan olahraga lebih banyak tapi masih
juga sulit menurunkan berat badan. Apa saja yang menyebabkan obesitas
susah sekali diperangi? Mungkinkah ada virus obesitas?
Pakar kesehatan menduga ada faktor-faktor tambahan yang membuat
kenaikan berat badan. Efek kurang tidur menjadi pemicu risiko kegemukan
dan obesitas.
Peningkatan jumlah penderita obesitas yang pesat selama tiga dekade terakhir ini diduga terkait dengan sedikitnya jumlah jam tidur yang berkurang 2 jam dari yang disarankan (7-8 jam sehari).
"Kurang tidur akan memicu hormon ghrelin, yaitu hormon perangsang nafsu
makan dan mengurangi hormon leptin, yaitu hormon pemicu rasa kenyang.
Intinya, tidur singkat akan menambah rasa lapar dan nafsu makan untuk
menyantap makanan," kata Dr James Gangwisch dari Columbia University
seperti dikutip dari Independent.
Carole Caplin, direktur LifeSmart health and Wellbeing Centre di
London, mengatakan orang-orang yang kurang tidur cenderung menumpuk
lemak. Makan malam dan minum alkohol yang kerap dilakukan orang begadang untuk menghilangkan pikiran karena stres menjadi penyebab obesitas.
Selain kurang tidur, ada beberapa hal lainnya yang bisa menjadi faktor kegemukan.
1. Efek samping obat-obatan
Obat-obatan seperti steroid, anti depresi, anti psychotics dan anti
epileptic bisa menstimulasi nafsu makan. Selain itu obat tekanan darah
tinggi, penyakit jantung dan pil kontrasepsi pun bisa menyebabkan berat
badan bertambah. Satu-satunya cara untuk menghindari efek samping
tersebut adalah dengan berkata jujur pada dokter. Jika memungkinkan
dokter akan memberi obat lain yang tidak menimbulkan efek samping
gemuk.
2. Efek tua
Seiring bertambahnya usia, kebanyakan pria maupun wanita akan mengalami
pertambahan berat badan. Tak heran karena biasanya semakin tua
seseorang semakin jarang pula berolahraga. Hal ini akan mempengaruhi
metabolisme tubuh dan hormon terutama pada wanita.
3. Efek virus
Rasanya agak aneh mungkin jika dikatakan ada virus yang menyebabkan
obesitas. Namun Dr Dhurandher dari Wayne State University in Detroit,
Michigan menyebutkan fakta yang berhubungan dengan hal tersebut.
Menurutnya obesitas seperti sebuah virus yang cepat menyebar layaknya
kebakaran hutan.
Sebuah epidemik meninggalnya ayam pada tahun 1980 di Bombay menunjukkan
bahwa ayam yang terinfeksi adenovirus (virus penyebab flu biasa pada
manusia) lebih banyak menimpa ayam-ayam yang gemuk daripada ayam kurus.
Studi lainnya juga menunjukkan bahwa satu dari lima orang obesitas
menunjukkan infeksi adenovirus.
4. Efek kurang bergerak
Tubuh kita sebenarnya ingin bergerak tapi lingkungan yang membatasi dan
menekan keinginan tersebut. Menurut Professor Levine, pengarang buku
'Move A Little, Lose A Lot', rata-rata orang hanya berjalan kaki 5.000
hingga 6.000 langkah tiap harinya, padahal seharusnya sekitar di atas
10.0000 langkah.
5. Efek berhenti merokok
Perokok berat membakar sekitar 200 kalori tiap harinya. Rokok juga
merupakan penekan nafsu makan karena bisa menghambat produksi hormon
insulin di pankreas. Tapi yang mengejutkan adalah, berhenti merokok
merupakan penyebab bertambahnya berat badan.
Rata-rata mantan perokok akan mengalami pertambahan berat badan setelah
beberapa bulan berhenti merokok. Hal itu disebabkan makanan dijadikan
sebagai pengganti rokok untuk menciptakan rasa nyaman. Meski demikian,
yang harus diingat adalah berat badan bisa diatasi tapi paru-paru yang
sudah rusak akan susah diperbaiki.
6. Efek gen dalam tubuh
Terdapat setidaknya 50 gen yang berhubungan dengan obesitas pada
manusia, yang paling terkenal adalah gen FTO. Gen tersebut akan
diturunkan dan akan menimbulkan rangsangan nafsu makan di otak. Tapi
menurut Dr Sarah Leibowitz dari Rockefeller University, faktor genetik
sebenarnya bisa dimanipulasi dan dikalahkan oleh faktor lingkungan.
7. Efek suhu ruangan
Peneliti dari American National Center for Healthy Housing sudah
membuktikan pada tikus percobaan bahwa lingkungan yang hangat akan
memicu kegemukan. Ketika tubuh kepanasan dan berkeringat, yang paling
banyak dikeluarkan tubuh adalah cairan bukan kalori. Tapi ketika berada
di lingkungan dingin, tubuh akan bergerak lebih banyak untuk
mendapatkan panas dan kehangatan tubuh.
Intinya untuk mencegah obesitas dan mendapat tubuh ideal banyak hal
yang harus diperhatikan. Niat ingin sehat dan punya badan ideal akan
sia-sia jika hanya mengandalkan satu macam usaha. Untuk sehat,
seseorang harus rela mengusahakan semua hal, mulai dari olahraga, makan
yang benar hingga tidur cukup. Total konsep adalah rahasia sederhana
untuk mendapat badan ideal dan hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar