Jumat, 01 Februari 2013

Solusi Tepat Bayi Kuning

Browser anda tidak mendukung iFrame
detail berita
Bayi (Foto: Livestrong)
DUA pekan setelah dilahirkan, bayi kami menjalani terapi sinar selama dua hari karena kuning. Hasil pemeriksaan terakhir pada saat di rumah sakit, kadar bilirubin total anak kami 8,26 gr/dl.
Bagaimana menurut dokter jika saat ini anak kami sering mengejang hingga muka merah? Bahkan, terkadang muntah lewat mulut & hidung setelah diberi ASI. Saya juga melihat pusar anak bodong dan terlihat kulitnya masih kuning. Terima kasih atas penjelasannya.


Budi, Padangpanjang


Jawaban:

Sebagian besar bayi umumnya mengalami kuning yang tidak berbahaya, yang disebut sebagai kuning fisiologis. Namun, ada juga yang mengalami kuning yang disebabkan oleh penyakit yang serius.

Kuning yang terjadi lebih dari dua minggu patut mendapatkan perhatian khusus. Bisa jadi ini merupakan pertanda adanya penyakit yang serius, misalnya infeksi saluran kemih, adanya gangguan hormon tiroid, infeksi, atau penyakit hati.

Pada kasus anak bapak, kadar bilirubin total 8,26 mg/dL pada usia 5 minggu meskipun telah dilakukan terapi sinar, termasuk masih tinggi. Kondisi kuning berkepanjangan disertai pusar bodong (hernia umbilicalis) dapat merupakan gejala dari satu penyakit yang sama atau merupakan dua kelainan yang terpisah.

Kuning yang bekepanjangan juga masih mungkin disebabkan oleh pemberian ASI, yang disebut sebagai breastmilk jaundice. Untuk membedakannya, terdapat beberapa pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan.

Untuk perihal muntah, dalam proses menyusui, bayi dapat menelan udara sehingga isi  lambung menjadi penuh. Untuk mencegahnya, anak perlu disendawakan setiap kali selesai menyusui.

Kondisi bayi yang tampak mengejang perlu dicari penyebabnya. Bisa jadi salah satunya adalah akibat refluks gastroesofagus (kembalinya isi lambung ke dalam kerongkongan), yang dapat terjadi bila kondisi lambung terlalu penuh dan katup kerongkongan-lambung masih lemah. Sebaiknya penyebab ini juga dicari pada saat anak Bapak berobat ke dokter spesialis anak.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar