Kamis, 16 Mei 2013

Marah Tingkatkan Risiko Serangan Jantung Anda


detail berita
Pria marah (Foto: Health24)


MEMENDAM emosi dipercaya dapat membahayakan kesehatan jiwa dan raga. Akan tetapi, hasil penelitian terbaru menemukan bahwa meluapkan emosi secara ekstrim pun tidak lebih baik.

Dalam sebuah penelitian terhadap ribuan pasien penderita serangan jantung, mereka yang ingat setelah meluapkan kemarahannya dua kali lebih berisiko mengalami serangan jantung dalam waktu dua jam setelah luapan tersebut.

“Amarah yang meledak-ledak berisiko besar menyebabkan serangan jantung,” kata Elizabeth Mostofsky, postdoctoral yang menjadi bagian dari Cardiovascular Epidemiology Research Unit, Harvard Medical School, Boston,
seperti dilansir Health24.

Semakin besar kemarahan, termasuk melempar benda dan mengancam orang lain, semakin tinggi pula bagi seseorang terkena serangan jantung, demikian laporan tim Mostofsky dalam The American Journal of Cardiology. Bagi yang sering meluapkan marah berisiko empat kali lebih besar dibanding yang jarang hanya dua kali.

“Meningkatnya intensitas kemarahan secara konsisten akan meningkatkan risiko serangan jantung,” kata Mostofsky kepada Reuters Health.

Data diambil dari kelompok pasien penyakit serangan jantung yang berjumlah 3.886 orang, di maan mereka merupakan bagian dari sebuah penelitian antara 1989 dan 1996. Penelitian ini bertujuan mengetahui apa sebab serangan jantung mereka.

Dalam waktu empat hari para pasien tersebut memiliki infark miokard klasik “serangan jantung”, hal ini diketahui setelah mereka ditanyai tentang berbagai kegiatan pada waktu sebelumnya, serta mengenai diet mereka, gaya hidup, kebiasaan olahraga, dan penggunaan obat.

Sebanyak 1.484 pasien melaporkan mengalami ledakan kemarahan pada tahun sebelumnya, 110 orang di antaranya terjadi dua jam setelah ledakan kemarahan tersebut. Meningkatnya kemarahan dapat menyebabkan orang hilang kontrol. Para peneliti menemukan bahwa dengan setiap kenaikan intensitas kemarahan, risiko serangan jantung akan naik dalam dua jam berikutnya.
(tty)

2 komentar: