Posted on Mei 5, 2008 by harnawatiaj
TEHNIK MEMBALUT LUKA
A.Jenis Pembalut/Perban
1.Perban segi tiga (Mitella)
2.Perban pita (Zwachtel)
3.Plester
B.Tujuan Membalut/Perban
1.Menutupi bagian yang cedera dari udara, cahaya, debu dan kuman.
2.Menopang yang cedera
3.Menahan dalam suatu sikap tertentu
4.Menekan
5.Menarik
C.Bahan Untuk Perban
Bahan yang diperlukan untuk membalut, antara lain salep, bubuk luka,
plester, bahan penyerap (kasa atau kapas), kertas tissue, bahan tidak
mudah menyerap (kertas khusus, kain taf, sutera), bahan elastis (spons,
kapas).
D.Jenis – jenis Pembalutan
1.Perban segi tiga (Mitella)
Perban segi tiga dibuat dari kain belacu atau kain muslin, perbannya
dibuat segitiga sama kaki yang puncaknya bersudut 900 . Panjang dasar
segitiga kira-kira 125 cm dan kedua kakinya masing-masing 90 cm. Buatlah
terlebih dahulu kain segi empat dengan sisi 90 cm lalu lipat dua atau
digunting pada garis diagnonalnya.
2.Balut segi tiga untuk kepala
Untuk luka kepala dapat dipakai perban segi tiga. Dasar segi tiga
dilipat selebar 5 cm 2 kali. Letakkan bagian tengah lipatan itu diatas
dahi. Bagian yang mengandung lipatan diletakkan sebelah luar. Ujung
puncak segi tiga ditarik ke belakang kepala sehingga puncak kepala
tertutup kain segi tiga. Kedua ujung lipatan tadi dililitkan ke belakang
kepala lalu kembali ke dahi dan dibuat simpul di dahi.
3.Balut segi tiga untuk bahu
Guntingan ujung puncak segitiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm.
Kedua ujung yang baru dibuat dililitkan secara longgar ke leher, lalu
diikat ke belakang. Dasar segi tiga ditarik sehingga bagian bahu yang
cedera tertutup. Lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan ke lengan
dan diikat.
4.Balut segi tiga untuk dada
Gunting puncak segitiga tegak lurus pada dasarnya sepanjang 25 cm.
Ikatlah kedua ujung puncak itu secara longgar dibelakang leher, sehingga
dasar segi tiga berada di depan dada. Lipatlah dasar segi tiga beberapa
kali sesuai dengan kebutuhan lalu ujung dasar tadi diikat di punggung.
5.Balut segi tiga untuk pantat
Gunting puncak segi tiga tegak lurus pada dasar sepanjang 25 cm. Ikatlah
kedua ujung puncak itu melingkari paha yang cedera. Buatlah beberapa
lipatan pada dasar segi tiga, lalu kedua ujungnya diikatkan melingkar di
pinggang.
6.Balut segi tiga untuk tangan
Bila seluruh telapak tangan akan dibalut, dapat dipakai perban segi
tiga. Letakkan dasar segitiga pada telapak tangan. Ujung puncak segitiga
di lilitkan ke punggung tangan, sehingga seluruh jari – jari tertutup,
lalu kedua ujung dasar segi tiga dililitkan beberapa kali pada
pergelangan tangan dan diikat. Bila segi tiga terlalu besar, buatlah
beberapa lipatan pada dasar segi tiga.
E.Cara Membuka Pembalut/Perban
Buka simpul perban, bila sulit, gunting saja. Tangan kanan memegang
ujung perban. Bukalah gulungan dengan memindahkan perban itu ke kiri,
lalu kembali lagi ke kanan dan ke kiri lagi. Begitu seterusnya sampai
seluruh pembalut terlepas. Untuk membuka perban kotor pergunakan 2 buah
pinset. Bila perban itu telah kotor atau tidak ingin dipakai lagi, lebih
baik digunting dengan memakai gunting perban. Dengan demikian, perban
lebih cepat terlepas.
F.Jenis – Jenis Perban Menurut Bahannya
1.Perban kasa
ibuat dari benang yang dianyam jarang – jarang, sering dipakai untuk membalut pada anggota badan.
2.Perban planel :Kain berbulu dipakai sebagai perban penekan pada pertolongan pertama.
3.Perban kambrik:Terbuat dari benang kasar pemakaian-nya sama dengan kasa.
4.Perban trikot :Sering dipakai untuk membuat perban ransel.
5.Perban katun dan linen:Dipakai dalam keadaan darurat, sebagai pembalut, penekan dan penarik
6.Perban elastis:Dipakai untuk balutan penekan pada keseleo atau salah
urat (luksasio dan sprain) atau untuk membalut anggota gerak yang telah
diamputasi.
7.Perban cepat:Dipakai untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, dalam peperangan pada luka tembak atau patah terbuka.
8.Perban gips
G.Cara – cara Membalut
1.Cara – cara khusus membalut perban kepala
a.Verban kepala fasela galenika
Cara memakainya adalah sebagai berikut :
Letakkan kain persegi itu diatas kepala dengan kedua ujung mengarah ke masing – masing telinga.
Ikatkanlah dengan peniti atau plester pita tengah dibawah dagu. Pita
depan diikat ke belakang kepala, sedangkan pita belakang diikat ke dahi.
b.Perban pita untuk membalut kepala dengan cara mempersatukan (Fascia Union).
Perban yang dipakai dapat yang berkepala satu maupun yang berkepala dua.
Dipakai untuk luka disamping kepala. Cara fascia union ini sangat
merosot sehingga sekarang tidak dipakai lagi.
c.Perban kepala cara Fascia sagitalis
Perban kepala cara sagitalis memakai pembalut berkepala tiga atau
disebut juga perban T. Perban ini dipakai untuk luka di kepala.
Mula – mula perban berkepala dua diletakkan pada dahi, lalu kedua ujung
dililitkan ke belakang kepala. Ujung tengah perban juga diletakkan ke
belakang. Setelah dihimpit dengan kedua ujung perban yang datang dari
samping, kembalikan lagi ujung perban tengah ke depan. Demikian pula
kedua ujung samping dililitkan kembali ke depan kepala sehingga
mengimpit lagi ujung perban tengah. Demikianlah seterusnya sampai semua
perban terpakai.
d.Perban kepala dengan cara pita silang (Fascia nodosa)
Dengan memakai perban berkepala dua. Bila kedua ujung perban telah
sampai diatas salah satu telinga silangkanlah kedua perban itu lalu
masing – masing ujung membalut dahi dan belakang kepala. Setelah kedua
ujung sampai diatas telinga yang lain, dibuat pula silang, diatur menuju
ke bawah dagu, bertemu kembali di atas telinga pertama, dan seterusnya.
e.Perban penutup kepala (Fascia kapitalis atau mitra hippokrates)
Sebaiknya dilakukan oleh dua orang. Dipakai sebagai perban penutup atau pelindung luka kepala yang luas.
Satu orang berulang – ulang melingkarkan perban. Mulai dari dahi terus
ke belakang sambil menghimpit perban kedua yang diletakkan berulang –
ulang di atas kepala oleh orang kedua dari arah depan kepala ke belakang
kepala. Balutan digeser sedikit demi sedikit ke kiri dan ke kanan.
2.Cara – cara membalut mata
a.Membalut satu mata (Monokulus)
Dipakai untuk menutupi atau menekan luka pada mata dan sekitarnya.
Buatlah lingkaran perban di sekitar dahi dan belakang kepala beberapa
kali. Lalu secara berangsur-angsur dililitkan sedikit demi sedikit ke
mata yang cedera dan belakang kepala, sehingga seluruh mata tertutup.
Usahakan agar lapisan perban terbawah tidak menutup mata yang sehat
b.Membalut kedua mata (Binoukulus)
Cara ini dipakai untuk menutupi atau menekan mata, misalnya pada operasi
katarak. Caranya : Mulailah seperti membalut satu mata. Setelah
melingkarkan lapisan perban terakhir disekitar depan dan belakang
kepala, teruskan dengan melingkari mata yang lain dengan cara yang sama,
tetapi dengan arah sebaliknya. Ujung perban terakhir dilekatkan dengan
sepotong plester.
3.Perban telinga cara koroner
Balutlah perban melingkar dahi dan belakang kepala beberapa kali, lalu
berangsur – angsur diarahkan ke arah telinga yang sakit. Lakukan balutan
perban itu terus sampai seluruh telinga tertutup. Usahakan lapisan
perban terakhir berada di lingkaran dahi lalu dilekatkan dengan plester.
4.Perban pada anggota gerak badan berbentuk bulat panjang
Untuk melakukan perban pada leher, lengan atas dan paha dapat dibalut dengan 2 cara yaitu :
a.Membalut biasa (Dolobra currens)
b.Membalut pucuk rebung (Dolobra reversa)
Setiap kali membalut harus diperhatikan agar :
a.Perban saling menutupi lapis demi lapis.
b.Gulungan perban tidak boleh bergeser, walaupun saling bekerja.
c.Lilitkan perban harus cukup kencang.
5.Membalut persendian
Untuk membalut persendian dipakai :
a.Cara balut silang (Spica)
b.Cara balut penyu (testudo)
Ad. 1 Cara balut silang pergelangan tangan
Mulailah dengan melilitkan perban beberapa kali pada pergelangan tangan,
lalu arahkan perban ke distal melilit punggung tangan dan telapak
tangan. Masukkan lilitan diantara ibu jari dan jari telunjuk, miring
pada punggung tangan menuju pergelangan tangan. Lilitkan satu kali lalu
ulangi pekerjaan itu sambil menggeser perban sedikit demi sedikit
sehingga seluruh pergelangan tangan terbalut.
Ad. 2 Membalut sendi siku cara penyu keluar (Testudo cubiti Reversa)
1.)Bengkokkan sedikit siku yang akan dibalut.
2.)Balutkan perban beberapa kali pada pertengahan siku.
3.)Arahkan lilitan perban bergantian ke proksimal dan ke distal.
4.)Lanjutkan lilitan perban ke lengan atas dan ke lengan bawah berulang – ulang sampai seluruh sendi siku terbalut.
5.)Ujung lilitan perban terakhir dilekatkan dengan plester.
6.Cara-cara Membalut kaki (Membalut seluruh kaki)
a.Misalkan kaki kiri ingin dibalut, mulailah perban dari bagian punggung
kaki menuju ke ujung jari – jari lalu ke telapak kaki. Peganglah dengan
tangan kiri ujung perban yang ada di punggung. Dengan tangan kanan
lilitkan perban untuk menutup jari – jari kaki dengan cara tadi.
Bergantian ke lateral dan medial. Geserlah sedikit demi sedikit ke arah
tengah jari – jari sehingga seluruh jari terbalut. Di telapak kaki, arah
balutan melintang, sedangkan telapak kaki arahnya miring.
b.Kemudian lilitkan perban melintang punggung dan telapak kaki sehingga
ujung – ujung perban tadi terhimpit. Buatlah lilitan perban sebanyak 3
lilitan sambil menggeser ke arah pergelangan kaki.
c.Sewaktu lilitan ke empat berada di punggung kaki, perban diarahkan di
telapak kaki sekitar tumit. Kemudian dililitkan ke pergelangan kaki,
terus ke punggung kaki lagi.
d.Ulangi lagi balutan seperti tadi beberapa kali, sampai seluruh kaki terbalut. Akhiri balutan pada pergelangan kaki.
H.Gips dan Pemasangannya.
Cara membuat gips spalk (Bidai gips)
Bila terjadi patah proximal, maka panjang gips spalk adalah dari pangkal
jari sampai ke lengan atas kira – kira 2 jari dibawah lipatan ketiak.
Lengan harus ditekuk sampai 90 0 dengan telapak tangan agak diputar ke
dalam (supinasi). Pergelangan tangan lurus dengan tulang lengan bawah.
Pada patah tulang tungkai bawah (Fraktur tibia dan fibula), gips spalk
dan sirkuler harus dipasang mulai ujung jari sampai 2 – 3 cm dibawah
sendi paha. Posisi kaki dan tungkai bawah dibuat sudut 900 sedangkan
lutut agak ditekuk membuat sudut kira – kira 1700.
Pada patah tulang kaki dan tumit gips sirkuler dipasang mulai dari ujung
jari sampai kira – kira 2 – 3 cm dibawah sendi lutut saja. Setelah
diketahui panjangnya ukuran spalk, bukalah gulungan gips perban dan
letakkan dimeja sepanjang ukuran yang diinginkan. Untuk anggota gerak
atas, cukup dibuat 6 lapis, sedangkan untuk tungkai dibuat 8 – 10 lapis.
Setelah lapisan gips spalk selesai dibuat, basahkan lalu letakkan ke
anggota gerak yang akan di gips. Sebelum di gips anggota gerak harus di
reposisi dengan kain trikot atau kapas berlemak.
Setelah dipasang gips spalk, dibalut dengan perban kasa.
Gips sirkuler
Bila melakukan balutan secara gips sirkuler, setelah tulang yang patah
direposisi, dilapisi dengan kapas berlemaj dan dipasang gips spalk
langsung dibalut dengan perban gips dengan cara balut biasa. Gips yang
telah dibalut itu diratakan dengan kedua telapak tangan agar perban gips
melekat betul. Jari – jari tangan dan kaki bila tidak patah jangan di
gips.
Bila dilakukan reposisi sanguinea, maka luka operasi ditutup dahulu
dengan kasa steril yang telah dioles dengan antiseptik. Kemudian
dipasang gips sirkuler. Luka operasi dibiarkan tertutup dengan gips,
jahitan baru dilepas setelah gips dibuka.
Biasanya gips baru dibuka setelah terjadi kalus, untuk lengan memerlukan
waktu 4 – 6 minggu, sedangkan untuk tungkai memerlukan 6 – 10 minggu.
Makin muda usia seseorang, makin cepat sembuhnya.